Pengaruh Budaya dalam Peran Gender di Indonesia

Pengaruh Budaya dalam Peran Gender di Indonesia memegang peranan penting dalam membentuk pandangan masyarakat terhadap peran gender. Budaya Indonesia yang kaya akan tradisi dan nilai-nilai sosial turut memengaruhi bagaimana perempuan dan laki-laki diperlakukan dan diharapkan bertindak dalam masyarakat.

Menurut Dr. Nurul Ilmi Idrus, seorang pakar gender dari Universitas Indonesia, budaya Indonesia seringkali menempatkan perempuan dalam posisi yang lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki. “Budaya patriarki yang masih kental di Indonesia membuat perempuan seringkali dianggap sebagai pihak yang harus patuh dan tunduk pada laki-laki,” ujarnya.

Pengaruh budaya juga terlihat dalam pembagian peran gender di masyarakat. Perempuan seringkali diharapkan untuk mengurus rumah tangga dan anak-anak, sementara laki-laki dianggap sebagai tulang punggung keluarga yang harus mencari nafkah. Hal ini tercermin dalam ungkapan “dapur adalah ladang, laki-laki punya kuasa”.

Namun, peran gender tidak selalu bersifat statis dan tidak berubah. Menurut Dr. Meuthia Rosfadhila, seorang aktivis perempuan, perubahan sosial dan budaya di Indonesia telah membuka ruang bagi perempuan untuk mengambil peran yang lebih aktif di berbagai bidang, termasuk politik dan ekonomi. “Perempuan di Indonesia semakin menyadari hak-hak mereka dan berani berjuang untuk kesetaraan gender,” katanya.

Meskipun demikian, tantangan tetap ada dalam upaya mencapai kesetaraan gender di Indonesia. Budaya patriarki yang masih kuat dan stigma terhadap perempuan yang berani keluar dari norma sosial seringkali menjadi hambatan dalam perjalanan menuju kesetaraan gender.

Sebagai masyarakat Indonesia, kita perlu terus mengkaji dan memahami pengaruh budaya dalam peran gender di Indonesia. Dengan pemahaman yang lebih dalam, kita dapat bersama-sama menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif bagi semua individu, tanpa memandang jenis kelamin.

Sumber:
1. Dr. Nurul Ilmi Idrus, Universitas Indonesia
2. Dr. Meuthia Rosfadhila, aktivis perempuan.